Tim Riset SIP MAN 1 Kudus Sabet Medali Perak dalam Ajang Online Science Project Competition (OSPC) 2025

Kudus, 11 April 2025 — Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh tim riset Science and Innovative Program (SIP) MAN 1 Kudus. Dalam ajang Online Science Project Competition (OSPC) 2025 yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA), tim yang beranggotakan Nur Haniah, Maulida Rajwa Navis, dan Nadira Ainur Rahmawati dari kelas XI-7 ini berhasil menyabet medali perak berkat inovasi riset bertajuk “IN-CANABO: Inovasi Sintesis CNDS (Carbon Nanodots) dari Abu Blotong untuk Mendegradasi Limbah Pewarna Batik.”
Di bawah arahan pembimbing riset, Nurul Khotimah, S.Pd, tim ini mengangkat isu lingkungan yang kerap diabaikan: limbah pewarna dari industri batik. Meski batik merupakan warisan budaya Indonesia yang sangat berharga, limbah cair dari proses pewarnaan batik sering kali mencemari lingkungan karena dibuang tanpa pengolahan. Kondisi ini memicu kerusakan ekosistem perairan serta berdampak negatif pada kesehatan manusia.
“Saya sangat mengapresiasi semangat dan ketekunan anak-anak dalam proses riset ini. Mereka belajar bukan hanya soal sains, tapi juga tentang kerja sama tim, manajemen waktu, dan ketelitian dalam menghadapi lomba. Keberhasilan meraih medali perak ini adalah buah dari proses panjang yang tidak mudah. Harapannya ke depan, mereka bisa terus berkembang dan belajar dari pengalaman, terutama untuk lebih teliti dalam aspek teknis administrasi lomba agar tidak kehilangan peluang hanya karena hal-hal kecil,” ujar Nurul Khotimah.
Penelitian ini menghadirkan solusi inovatif melalui pemanfaatan abu blotong tebu yang disintesis menjadi Carbon Nanodots (CNDs) dengan kapasitas adsorpsi tinggi. Dalam eksperimen mereka, CNDs dibuat melalui proses pembakaran tidak sempurna blotong, diikuti aktivasi menggunakan larutan H₂SO₄ dengan berbagai konsentrasi (0,5 – 2,0 M) dan kalsinasi pada suhu 300°C.
Hasil riset menunjukkan bahwa CNDs dengan konsentrasi H₂SO₄ sebesar 2,0 M memiliki luas permukaan terbesar yaitu 75,89 m²/g, sedangkan CNDs dengan konsentrasi 0,5 M memberikan performa adsorpsi terbaik hingga 85,95% terhadap zat warna Naphthol Yellow S. Uji kualitatif terhadap limbah batik riil juga menunjukkan bahwa CNDs efektif dalam menurunkan intensitas warna, sehingga limbah tampak lebih pudar dan berkurang dampaknya terhadap lingkungan.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa riset inovatif dari siswa madrasah mampu bersaing di tingkat nasional, bahkan internasional. “Kami bersyukur dan bangga bisa mendapatkan medali perak. Ini jadi penyemangat untuk lebih aktif dan teliti lagi dalam mengikuti event dan lomba riset selanjutnya. Semoga ke depan tidak ada lagi kendala teknis yang merugikan, seperti salah ketik nomor anggota atau salah pilih subtema,” ujar salah satu anggota tim, Maulida Rajwa Navis.
Kepala MAN 1 Kudus, Drs. H. Taufik, M.Pd., menyampaikan apresiasi atas pencapaian ini. “Prestasi ini adalah bukti nyata komitmen madrasah dalam mendukung riset dan inovasi generasi muda. Kami bangga dan akan terus mendorong siswa untuk berani berkarya dan berkontribusi bagi solusi permasalahan bangsa.”
Semoga langkah inspiratif ini menjadi awal dari lebih banyak prestasi gemilang di masa depan.